Kamis, 04 November 2010

Psikodiagnostik II

A. Stress Mahasiswa dalam Menghadapi Deadline Tugas Kuliah


 Latar Belakang

Dunia perkuliahan biasanya cukup identik dengan mahasiswa dan tugas-tugas kuliah. Tugas-tugas kuliah yang diberikan biasanya terdiri dari berbagai macam jenis, seperti membuat makalah, penelitian, presentasi, analisa kasus, dll. Bentuk dan cara pengerjaan tugas-tugas kuliah itu juga beragam yaitu dapat berupa tugas berkelompok atau tugas mandiri. Setiap tugas kuliah yang diberikan oleh setiap dosen memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Seharusnya dengan semakin berkembangnya teknologi, mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit mahasiswa yang pada akhirnya menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya sampai pada menit-menit terakhir waktu pengumpulan tugas. Dan mengalami stress karenanya, maka dari itu kami tertarik untuk mengobservasi perilaku ini.



B. Kajian Teori

Definisi stress menurut Doc Childre & Howard Martin, adalah tanggapan tubuh dan pikiran terhadap peristiwa tertentu. Ini bisa terjadi ketika persepsi kita tentang peristiwa-peristiwa tersebut tidak memenuhi pengharapan kita dan kita tidak dapat mengatur reaksi kita terhadap kekecewaan.

Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan, stress psikologi adalah sebuah hubungan antara individu dengan lingkungan yang di nilai oleh individu sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan kesejahteraanya.

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979), stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1997:200). Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Adapun menurut Robbins (2001:563) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.

Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis:



a. Gejala Fisik

Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, napas cepat dan memburu / terengah – engah, mulut kering, lutut gemetar, suara menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat, berkeringat banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah, panas , otot tegang.

b. Gejala Psikis

Keadaan stres dapat membuat orang – orang yang mengalaminya merasa gejala – gejala psikoneurosa, seperti cemas, resah, gelisah, sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah faham, agresi, labil, jengkel, marah, lekas panik, cermat secara berlebihan.



 Indikator

Para deadliners jelas terlihat mengalami stres (distres) dengan deadline tugas sebagai stresor-nya. Hal ini terlihat dari reaksi mereka terhadap stres menjelang waktu pengumpulan tugas tiba (deadline tugas). Biasanya, ciri khas yang terlihat adalah para deadliners akan terlihat sibuk berkonsentrasi dan ngebut untuk cepat-cepat menyelesaikan tugas kuliahnya. Semakin dekat waktu pengumpulan tugas, mereka akan merasa cemas, jantung semakin berdebar-debar dan berkeringat dingin. Hal ini disebabkan ketika kita memberikan respon terhadap stresor, hormon adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah dalam tubuh. Hormon ini membuat jantung kita berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, ritme pernapasan dan metabolisme tubuh. Pembuluh darah terbuka lebar sehingga otot tubuh menjadi lebih tegang. Selain itu, reaksi gejala fisik yang timbul juga meliputi perasaan terburu-buru, cemas, perut tidak enak, sakit kepala, dan sejumlah reaksi fisik lainnya.

(http://www.kidshealth.org/teen/your_mind/emotions/stres.html)

Kecemasan yang dirasakan para deadliners juga dapat dikategorikan sebagai reaksi emosional terhadap stres yang dihadapi disamping reaksi-reaksi lainnya seperti ketidaksabaran, perasaan ingin menangis, kesulitan tidur, serta perubahan pola makan.

Reaksi secara kognitif terhadap stressor dapat terlihat dari sulitnya para deadliners untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas, kurang dapat memperhatikan detail, kurang kreatif dan produktif, penglihatan kabur serta menjadi pelupa. Perilaku lain yang dapat terlihat oleh kita adalah perilaku para deadliners selama menyelesaikan tugas kuliah seperti cenderung ceroboh, tertawa dengan gugup, merokok, makan berlebihan atau makan terlalu sedikit, serta cenderung menjadi lebih agresif.(http://holisticonline.com/stress/stress_home.htm)



C. Laporan Observasi

Metode yang digunakan adalah Specimen descriptioan. Specimen description ini adalah pencatatan segala tingkah laku secara terperinci dalam satu jangka waktu tertentu dan mengenai satu periode/situasi tertentu, sehingga sering dikenal sebagai behavior episode (unit tingkah laku yangdigambarkan pada satu situasi tertentu). Berikut adalah lembaran laporan yang telah kami buat berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 hari terhadap 2 orang observee.


Hasil Observasi

Nama : Tumsunah Usia : 20 tahun

Alokasi Waktu : 13.00-24.00 Pendidikan : Kuliah

Hari/Tanggal : Selasa/1 Juni 2010 Setting : Kost-an



No. Deskripsi Kejadian Hasil Interpretasi

1. Subjek sulit tidur, sejak siang dia tidak bisa tidur. Berada di depan komputer sampai tengah malam kecuali dia ingin ke kamar mandi atau shalat.

Semakin dekat pengumpulan tugas tiba, deadliner (subjek) akan semakin sulit tidur karena berpacu dengan waktu, sehingga dia merasa harus menggunakan waktu sebaik-baiknya walaupun jauh hari sebelum pengumpulan tugas masih banyak waktu yang seharusnya ia gunakan.

2. Subjek bersikap ceroboh dengan meletakkan barang-barang miliknya atau orang lain sembarangan. Saat seseorang merasa dikejar-kejar sesuatu, segala hal yang seharusnya dapat ia kontrol tak dapat ia kendalikan dengan baik, semua pekerjaan cenderung salah dan dilakukan dengan sembarangan.

3. Subjek terlihat serius dalam mengerjakan tugas walaupun padahal saat kami amati dan kami lihat pada hasil tugas yang dia kerjakan, subjek mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Konsentrasi mulai terpecah jika pikiran kita juga terpecah, karena konsentrasi berpusat pada pikiran. Pikiran harus berfokus pada tugas dan waktu yang semakin mengejar membuat para deadliners terpecah konsentrasinya. Sehingga tugas yang seharusnya ia selesaikan dengan sempurna tidak terwujud.

4. Dalam sehari subjek hanya makan pada siang hari saja. Selama mengerjakan tugas hanya ’ngemil’. Kecemasan yang dirasakan para deadliners dapat menyebabkan pola makan berubah. Pola makan yang biasanya teratur menjadi tidak teratur.

 Analisa

Kurang berkonsentrasi, ceroboh, pola makan yang berubah drastis, dan tidur sampai larut malam merupakan indikator yang dimunculkan oleh observee pada hari pertama. Hari dimana observee harus menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang sangat cepat. Dan hal ini adalah hal yang wajar bagi seseorang yang secara tiba-tiba harus berada pada posisi yang sulit ”kepepet”.

Hasil Observasi

Nama : Tumsunah Usia : 20 tahun

Alokasi Waktu : 10.00-24.00 Pendidikan : Kuliah

Hari/Tanggal : Rabu/2 Juni 2010 Setting : Kost-an

No. Deskripsi Kejadian Hasil Interpretasi

1. Subjek selalu terburu-buru dalam melakukan sesuatu. Saat berada dalam keadaan kepepet, seseorang atau deadliners. Akan menganggap bahwa waktu adalah segala-galanya. Jadi mereka melakukan semuanya dengan cepat ’terburu-buru’.

2. Marah-marah tidak jelas (jutek) pada teman-temannya.

Emosi pada seseorang yang sedang bingung atau pikirannya tidak terkontrol seperti kasus ini, sangat labil. Kadang marah-marah tanpa sebab kerap terjadi.

3. Makan teratur (pagi, siang, malam) tetapi tidak banyak.

Selera makan mulai membaik, karena subjek mulai sadar akan kesehatannya yang harus ia jaga.

4. Tidur sama seperti hari kemarin, yaitu tidur sampai larut malam. Semakin dekat pengumpulan tugas tiba, deadliner (subjek) akan semakin sulit tidur karena berpacu dengan waktu, sehingga dia merasa harus menggunakan waktu sebaik-baiknya walaupun jauh hari sebelum pengumpulan tugas masih banyak waktu yang seharusnya ia gunakan.

 Analisa

Para deadliners terlihat mengalami stres (distres) dengan deadline tugas sebagai stresor-nya. Hal ini terlihat dari reaksi mereka terhadap stres menjelang waktu pengumpulan tugas tiba (deadline tugas) dalam dua hari ini. Selalu merasa dikejar-kejar waktu, terburu-buru dalam melakukan sesuatu, marah-marah tanpa sebab, dan pola tidur yang tidak teratur.

Hasil Observasi

Nama : Dewi NH Usia : 20 tahun

Alokasi Waktu : 13.00-24.00 Pendidikan : Kuliah

Hari/Tanggal : Selasa/1 Juni 2010 Setting : Kost-an

No. Deskripsi Kejadian Hasil Interpretasi

1. Subjek terburu-buru saat melakukan sesuatu. Dia makan dengan terburu-buru dan segera kembali ke depan layar untuk kembali mengerjakan tugasnya.

Saat berada dalam keadaan kepepet, seseorang atau deadliners. Akan menganggap bahwa waktu adalah segala-galanya. Jadi mereka melakukan semuanya dengan cepat ’terburu-buru’.

2. Subjek tidaksabaran dalam menanggapi pertanyaan atau jawaban dari teman-temannya saat terjadi percakapan antara subjek dengan teman-teman di kos-nya. Reaksi emosional kerap terjadi pada diri subjek. Akibat dari faktor kecemasan yang timbul karena adanya stress dalam menghadapi deadline tersebut, seperti halnya tidaksabaran.

3. Subjek bersikap ceroboh dengan meletakkan barang-barang miliknya atau orang lain sembarangan. Saat seseorang merasa dikejar-kejar sesuatu, segala hal yang seharusnya dapat ia kontrol tak dapat ia kendalikan dengan baik, semua pekerjaan cenderung salah dan dilakukan dengan sembarangan.

4. Subjek sulit tidur, sejak siang tidak bisa tidur. Berada di depan komputer sampai tengah malam kecuali dia ingin ke kamar mandi atau shalat.

Semakin dekat pengumpulan tugas tiba, deadliner (subjek) akan semakin sulit tidur karena berpacu dengan waktu, sehingga dia merasa harus menggunakan waktu sebaik-baiknya walaupun jauh hari sebelum pengumpulan tugas masih banyak waktu yang seharusnya ia gunakan.


 Analisa

Dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, para deadliners berpacu dengan waktu dan berusaha secepat serta sekeras mungkin untuk menyelesaikan semua tugas-tugas kuliah yang ada sebelum terlambat. Dengan keadaan kognitif seperti itu, dimana otak harus bekerja secara spontan dan keras, membuat observee terburu-buru dalam melakukan sesuatu, tidak sabaran, ceroboh, serta pola tidur yang tidak teratur. Perilaku yang di munculkan hampir sama dengan observee pertama, hampir tidak ada perbedaan.

Hasil Observasi

Nama : Dewi NH Usia : 20 tahun Alokasi Waktu :10.00-24.00 Pendidikan : Kuliah

Hari/Tanggal : Rabu/2 Juni 2010 Setting : Kost-an

No. Deskripsi Kejadian Hasil Interpretasi

1. Subjek bersikap ceroboh dengan meletakkan barang-barang miliknya atau orang lain sembarangan. Saat seseorang merasa dikejar-kejar sesuatu, segala hal yang seharusnya dapat ia kontrol tak dapat ia kendalikan dengan baik, semua pekerjaan cenderung salah dan dilakukan dengan sembarangan.



2. Banyak mengeluh saat terjadi kesalahan dalam mengerjakan tugas, walaupun kesalahan yang terjadi hanya sedikit. Reaksi emosional kerap terjadi pada diri subjek. Akibat dari faktor kecemasan yang timbul karena adanya stress dalam menghadapi deadline tersebut, seperti halnya tidaksabaran dan selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya.

3. Mudah terbawa emosi, Emosi pada seseorang yang sedang bingung atau pikirannya tidak terkontrol seperti kasus ini, sangat labil. Seringkali ucapan-ucapan yang pada saat emosi stabil hal itu merupakan hal yang tidak perlu diperdebatkan, menjadi hal yang sangat besar dan harus diperdebatkan.



4. Tidur sebentar saat merasa kelelahan sekitar setengah jam. Subjek merasa mulai kelelahan dan mulai merasa butuh istirahat, walaupun sebentar dia beristirahat. Karena kekuatan tubuh yang semakin melemah yang ia rasakan.

 Analisa

Menjelang waktu pengumpulan tugas yang semakin mendekat observee semakin memperlihatkan perilaku stressnya seperti bersikap ceroboh, banyak mengeluh, mudah marah-marah, sulit tidur, dan hal itu akan terus mengganggu observee sampai akhirnya mereka menyelesaikan tugasnya dan menjadi lega. Semakin dekat dengan deadline, semakin intens perilaku stress yang ditampakkan.



D. Kesimpulan

Para deadliners jelas terlihat mengalami stres (distres) dengan deadline tugas sebagai stresor-nya. Hal ini terlihat dari reaksi mereka terhadap stres menjelang waktu pengumpulan tugas tiba (deadline tugas). Biasanya, ciri khas yang terlihat adalah para deadliners akan terlihat sibuk berkonsentrasi dan ngebut untuk cepat-cepat menyelesaikan tugas kuliahnya. Kecemasan yang dirasakan para deadliners juga dapat dikategorikan sebagai reaksi emosional terhadap stres yang dihadapi disamping reaksi-reaksi lainnya seperti ketidaksabaran, mudah marah, marah-marah tanpa sebab, sering mengeluh, dan perilaku yang melibatkan emosional lainnya.

Reaksi kognitif berkaitan dengan apa yang telah disebutkan diatas yaitu para deadliners sibuk berkonsentrasi dan terburu-buru untuk menyelesaikan tugasnya sehingga hal itu dapat menyebabkan terpecahnya konsentrasi yang berlebihan yang di ikuti dengan perasaan cemas serta perasaan dikejar-kejar waktu.

Pola hidup begadang juga terkait dengan perubahan pola makan para deadliners. Ketika para deadliners begadang dan sibuk menyelesaikan tugas kuliah, secara tidak langsung makanan yang dikonsumsi tidak teratur jadwalnya. Para deadliners, misalnya, bisa makan lebih atau bahkan kurang dari 3 kali sehari atau ngemil di malam hari saat mengerjakan tugas. Jika seseorang makan tidak teratur maka akan mengganggu waktu proses metabolisme tubuh dalam mengolah, menyerap dan membuang zat sisa makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar